1.
Berpikir Bahwa Kita Telah
Mengetahui Segalanya
2.
Dipusingkan Oleh Hal-Hal Yang
Sedang Tren
3.
Tidak Mengambil Tindakan
4.
Menyerah
5.
Khawatir terhadap atau
mendengarkan perkataan orang lain
6.
Bereksperimen Dengan Cara Kita
Sendiri
7.
Memiliki Ekspektasi yang Tidak
Beralasan
8.
Kegagalan Untuk Atau Tidak
Berkeinginan Untuk Memahami Diri Kita Sendiri
9.
Tidak Mengambil Tanggung Jawab
Atas Diri Kita Sendiri
Ketika Kita mencoba untuk
berkembang, sangatlah mudah untuk jatuh lebih dari satu kali dan membuat diri Kita
terluka dalam perjalanan menuju kesuksesan, kebahagiaan, dan semua hal yang
ingin Kita raih. Tentunya terdapat beberapa lubang dalam yang harus Kita
perhatikan dan berhati-hati tentu saja.
Di bawah ini merupakan 9 kesalahan yang sering dilakukan ketika Kita
sedang berkembang. Saya telah melakukan kesalahan-kesalahan tersebut. Bahkan
lebih dari satu kali.
1.
Berpikir Bahwa Kita Telah Mengetahui Segalanya
Hal ini merupakan masalah besar
dan dapat menghentikan perkembangan diri Kita untuk waktu yang cukup lama.
Pikiran-pikiran seperti: “Saya mengerti bagaimana hal-hal bekerja di dunia ini.
Saya tidak membutuhkan salesman itu untuk meningkatkan kualitas hidup saya.
Mereka tidak memiliki sesuatu yang baru yang bisa mereka tawarkan. Hanya
orang-orang putus asa yang membutuhkan buku tersebut. Ini hanya masalah
kesadaran diri saja.”
Pemikiran dan sikap semacam inilah yang akan membuat Kita sulit
untuk berkembang. Ketika Kita membaca buku-buku pengembangan diri dari penulis
seperti Anthony Robbins, Brian Tracy atau Stephen Covey; Kita akan menyadari
dengan cepat bahwa nasihat terbaik yang mereka berikan tidak sepenuhnya
berhubungan dengan kesadaran diri. Bahkan, seringkali nasihat yang mereka
berikan bertolak belakang dengan kebenaran yang selama ini kita peroleh dari
pelajaran-palajaran di sekolah, media dan orang-orang lain di sekitar kita.
2.
Dipusingkan Oleh Hal-Hal Yang Sedang Tren
Pola pikir seperti
poin pertama diatas tidak sepenuhnya salah. Terdapat banyak salesman yang
menawarkan banyak hal pada Kita diluar sana. Dan karena penulis atau pembicara
motivasi paling sukses memahami bagaimana caranya untuk berkomunikasi, terdapat
banyak teknik penjualan high-pressure yang bisa Kita peroleh dengan membaca
buku-buku pemasaran. Teknik seperti menawarkan bingkisan kecil dan gratis bagi
konsumen, atau dengan mengatakan bahwa hanya ada 500 buah produk sejenis dan
tawaran ini hanya berlaku 1 minggu.
Namun meskipun beberapa teknik pemasaran terkesan sangat
optimistis atau cenderung agresif, bukan berarti produk yang ditawarkan tidak
memiliki nilai. Bedakan antara teknik penjualan dengan produk yang ditawarakan.
3. Tidak
Mengambil Tindakan
Berpikir bahwa dengan membaca buku
atau blog akan mengubah hidup Kita secara otomatis merupakan pemikiran yang
keliru. Pengetahuan tanpa tindakan tidak akan menghasilkan apapun. Dan hanya Kitalah
yang bisa merubah diri Kita sendiri. Orang lain bisa memberi Kita nasihat,
dukungan, serta motivasi. Namun pada akhirnya, Kita harus mengambil tindakan.
4.
Menyerah
Ketika Kita
mengalami kegagalan pertama kali, kedua atau ketiga, Kita biasanya berpikir
“Hal ini tidak ada artinya. Inilah diri saya dan saya tidak dapat berubah. Saya
harus membiasakan diri saya berpikir bahwa saya memang seperti itu.”
5. Khawatir
terhadap atau mendengarkan perkataan orang lain
Kita
mungkin takut orang-orang akan bereaksi negatif terhadap perubahan yang Kita
lakukan, dan mereka memang cenderung berbuat demikian. Mungkin mereka berbuat
demikian karena mereka khawatir Kita akan menjauhi mereka dan akan kehilangan Kita
selamanya. Atau mungkin juga mereka tidak ingin Kita berubah karena perubahan
tersebut akan membuat mereka merasa diam di tempat. Mereka mungkin juga
memberikan Kita sejumlah opini negatif terhadap perkembangan diri Kita; bahwa
semua yang Kita lakukan hanyalah sia-sia, buang waktu dan kehidupan nyata
sangatlah berbeda dibandingkan dengan yang tertulis di buku.
Jika Kita menemui jalan buntu, hal ini mungkin karena Kita
merasa Kita memerlukan persetujuan dari orang lain dan Kita harus mulai
melepaskan diri dari pengaruh orang-orang ini. Jika tidak, Kita akan selamanya
hidup dalam bayang-bayang orang lain dan Kita tidak akan pernah berkembang.
6.
Bereksperimen Dengan Cara Kita Sendiri
Bereksperimen dengan materi
perkembangan diri Kita; tidak berkomitmen untuk mempelajari atau mempraktekkan
serta mengembangkannya secara konsisten sebagai bagian keseharian Kita. Mungkin
Kita merasa perubahan yang sedang Kita coba lakukan terlalu sulit, atau tidak
layak untuk Kita lakukan, sehingga Kita tidak berkomitmen untuk melakukannya.
Sulitkah melakukan perubahan tersebut? Terkadang ya. Namun saya
merasa bahwa pertumbuhan memiliki lebih banyak nilai positif dibandingkan
dengan negatif, dan saya berpendapat bahwa dari sudut pKitang orang awam –
orang yang belum mengikuti program pengembangan diri apapun – terkesan bahwa
orang-orang yang sedang mencoba untuk melakukan perkembangan diri terlihat
lebih bekerja keras, mengeluarkan lebih banyak uang dan waktu dibandingkan jika
Kita melihat dari sisi orang yang mencoba melakukan perubahan tersebut. Kerja
keras bukanlah sesuatu yang sulit jika Kita merasa Kita berkembang dan menyukai
apa yang sedang Kita kerjakan.
Apakah
perubahan tersebut layak untuk dilakukan? Tentunya perubahan tersebut lebih
baik dibandingkan dengan alternatif lain; hanya berlarian kesana kemari setiap
hari dan dipenuhi dengan kemarahan, stress dan
kurangnya penghargaan diri.
7.
Memiliki Ekspektasi yang Tidak Beralasan
Hal ini mungkin terjadi karena kurangnya
informasi. Kadang dalam jumlah informasi serta kualitas informasi yang Kita
miliki. Ketika pertama kali Kita memulai, Kita mungkin merasa bahwa hanya
dengan membaca sebuah buku akan menyelesaikan semua masalah Kita. Tidak
memiliki gambaran yang jelas mengenai apa yang bisa Kita peroleh akan membuat Kita
kecewa dan seperti seorang pecundang tanpa alasan yang baik, hingga akhirnya Kita
menyerah.
Salah satu metode yang saya gunakan untuk mengeluarkan diri saya
dari kondisi tersebut adalah dengan mengembangkan kebiasaan “mengkonsumsi”
materi motivasi setiap saat, baik dalam bentuk buku, blog atau CD audio. Saya
membangun perpustakaan kecil milik saya sendiri dan mengisinya dengan
materi-materi pengembangan diri.
8.
Kegagalan Untuk Atau Tidak Berkeinginan Untuk Memahami Diri Kita Sendiri
Untuk mengubah diri Kita; Kita
harus memahami proses yang terjadi di dalam diri Kita. Bagaimana emosi Kita
bekerja, ego Kita bekerja, bagaimana pengalaman masa lalu serta kebiasaan Kita
dapat mempengaruhi Kita. Serta apa yang bisa Kita lakukan mengenai hal-hal
tersebut. Bagaimana Kita bisa membantu diri Kita sendiri. Bahkan jika Kita berusaha
mengubah bagian diri Kita yang benar-benar ingin Kita ubah.
Jadi menurut pendapat saya, jangan hanya berpegang pada 1 orang
guru serta 1 pemikiran. Bacalah buku atau dengarkan materi-materi lain yang
berasal dari penulis ternama untuk memperluas wawasan Kita dan memberikan Kita
sejumlah solusi atas masalah-masalah Kita.
Cobalah
menjadi lebih mawas diri; sadari proses yang terjadi dalam diri Kita ketika Kitamenjadi marah, merasa depresi, cemburu atau iri hati. Cobalah untuk bertindak
berbeda dari yang biasa Kita lakukan.
Dari pada mengambil tindakan
seperti yang biasa Kita lakukan, terapkanlah apa yang telah Kita pelajari untuk
menangani kebiasaan Kita. Jika Kita gagal – sama halnya dengan kebanyakan
orang, paculah terus diri Kita – luangkan waktu untuk menganalisa mengapa Kita
merasakan atau melakukan tindakan negatif tersebut.
Jika Kita tidak memiliki kendali atas tindakan Kita, akan sangat
sulit untuk membantu diri Kita dan orang lain. Kita akan menemukan solusi yang
tidak efektif, menjadi tidak bersemangat, dan pada akhirnya berhenti untuk
terus berkembang.
9. Tidak
Mengambil Tanggung Jawab Atas Diri Kita Sendiri
Hal ini sangatlah penting. Jangan
salahkan orang lain. Kitalah yang dapat melakukan perubahan tersebut.
Itulah 9 hal yang dapat menghambat perkembangan diri Kita dan
saya yakin masih banyak ha-hal lainnya. Namun saya akan tambahkan poin-poin
lain pada lain kesempatan.
No comments:
Post a Comment