Tuesday, October 14, 2014
Jalan Kelahiran Baru: Heaven Is Real
Jalan Kelahiran Baru: Heaven Is Real: Heaven is a real place where your soul and spirit can live forever. We know heaven is real because of Jesus Christ, who came from heaven ...
Monday, October 13, 2014
Jalan Kelahiran Baru: Akar Dosa
Jalan Kelahiran Baru: Akar Dosa: Kita perlu mengenal arti dan makna dosa sebagaimana yang dimaksudkan Alkitab, agar dapat melangkah hati-hati di dalam kehidupan ini. Alk...
Saturday, October 11, 2014
Jalan Kelahiran Baru: Bandahra Yang Tidak Jujur Khotbah Pak Theo R. Bara...
Jalan Kelahiran Baru: Bandahra Yang Tidak Jujur Khotbah Pak Theo R. Bara...: L ukas 16 : 1-14 adalah pasal yang mengajarkan tentang bagaimana kita harus bertindak sebagai bendahara dari semua milikNya demi kepenting...
Bandahra Yang Tidak Jujur Khotbah Pak Theo R. Barahama
Lukas 16 :1-14 adalah pasal yang mengajarkan tentang
bagaimana kita harus bertindak sebagai bendahara dari semua milikNya demi
kepentingan kerohanian dan bekal sorgawi kita di masa yang akan datang!
- Garis besarNya adalah sbb :
- Seorang kaya dan bendaharanya yang tidak jujur, ay.1-2
- Kecerdikan bendahara , ay. 4-7
- Kesimpulan dan penjelasan perumpamaan, ay.9-13
- Cemooh orang Farisi dan teguran keras Tuhan Yesus kepada mereka, ay.14-1
- TUHAN PEMILIK SEGALA SESUATU
- TUHANlah yang empunya bumi serta segala isinya, dan dunia serta
- yang diam di dalamnya. Maz.24:1; bdk. Hag.2:9; 1 Tim.6:7
BENDAHARA YANG TIDAK JUJUR itu menghamburkan milik tuannya
> Sedikit sekali
orang yang setia dan dapat dipercaya dalam mengelola harta.
(ayat 1)
> Allah akan
meminta pertanggungan jawab dari kita sebagai
bendaharaNya.
> Ada masanya kita diberhentikan sebagai bendahara di
dunia ini melalui kematian
kita kelak
Ia memanfaatkan harta tuannya untuk mengikat persahabatan
dengan para pengutang itu, supaya kalau ia dipecat ia dapat tetap hidup nyaman
karena ada orang-orang yang akan membalas kebaikannya.
Lalu tuan itu memuji bendahara yang tidak jujur itu, karena
ia telah bertindak dengan cerdik. Sebab anak-anak dunia ini lebih cerdik
terhadap sesamanya dari pada anak-anak terang.
Tuan itu tidak memuji ketidakjujuran dari bendaharanya
melainkan kecerdikannya untuk mengamankan kepentingan masa depannya dengan
memanfaatkan harta bendanya milik tuannya
Makna dari lukisan Yesus di sini ialah, bahwa orang-orang
dunia sangat memikirkan kepentingannya sendiri dan mereka berusaha dengan berbagai macam cara
untuk mengamankan kepentingan mereka dimasa datang. Sebaliknya orang percaya
sering tidak cukup berfokus ke sorga dengan menggunakan harta dunianya demi
kepentingan rohani dan sorgawinya. (Luk.16:8)
Cara bendahara yang tidak jujur itu Mempersiapkan masa depannya
di dunia ini seharusnya membuat kita malu akan kekurangpedulian kita terhadap
kebutuhan kita membawa bekal untuk memasuki dunia yang akan datang atau kemah
abadi.
Dan Aku berkata kepadamu: Ikatlah persahabatan dengan
mempergunakan Mamon yang tidak jujur, supaya jika Mamon itu tidak dapat
menolong lagi, kamu diterima di dalam kemah abadi. Lukas 16:9
Setia dalam perkara
kecil atau dalam hal Mamon yang tidak jujur
(ay.10-11)
Perkara-perkara kecil > menyangkut uang atau harta benda lainnya.
Perkara-perkara besar
> perkara-rohani dan sorgawi
Kalau orang percaya setia dalam mengelola uang atau harta
bendanya, ia juga setia dalam perkara-perkara rohani. Sebaliknya, kalau orang
percaya tidak benar dalam mengelola uang dan harta bendanya, maka ia juga tidak
benar dalam perkara-perkara Rohani dan sorgawi.
Dan jikalau kamu tidak setia dalam harta orang lain,
siapakah yang akan menyerahkan hartamu sendiri kepadamu. Luk. 16:12
Setia kepada harta orang lain (ay.12)
Sesungguhnya semua harta benda duniawi yang ada pada kita adalah “harta orang lain”
KESIMPULAN DARI SAYA
Kita tidak dapat mengerti pandangan alkitabiah pada
uang kecuali kita dipersiapkan untuk
menerima sejumlah kebenaran yang dipegang dalam tekanan. Kemungkinan kita
memperoleh uang lebih banyak jika bekerja keras dan penuh dengan hikmat. Tetapi
jika yang kita perhatikan adalah
mendapatkan lebih banyak lagi uang, kita adalah orang yang paling bodoh. Uang
adalah anugrah dari Tuhan, tetapi kita akan lebih diberkati jika kita
mempersembahkannya. Tuhan memberi kita uang karena Ia murah hati, tetapi Ia
begitu murah hati karena Ia menginginkan kita murah hati terhadap orang lain.
Dan jika kita murah hati dengan uang kita, Tuhan sepertinya akan lebih murah
hati lagi terhadap kita. Memang bijak untuk menyimpan uang, tetapi jangan
pernah berpikir uang akan memberi keamanan yang nyata. Kemakmuran lebih
diinginkan daripada kemiskinan, tetapi kemakmuran tidak baik sebagaimana
baiknya kebenaran, kerendahatian, kebajikan, hubungan yang baik, dan takut akan
Tuhan. 1 Korintus 1:30:31 berkata bahwa Kristus bagi ktia adalah hikmat dari
Tuhan, kebenaran dan pengudusan dan penebusan, sehingga ada tertulis : "
Biarlah seorang bermegah,bermegah didalam Allah." Uang tidak dapat
memberikan benda-benda yang paling kita butuhkan. Tidak juga membuat kita
kudus. Tidak dapat membuat kita benar. Tidak dapat menyelematkan kita dari
dosa. Makmur adalah sebuah tanda diberkati, tetapi juga menjadi godaan terbesar
karena membujuk kita supaya membanggakan diri kita sendiri. Uang menjanjikan
kita berharga,dan menjanjikan kita berkecukupan. Uang mengundang kita untuk
bermegah dalam sesuatu atau seseorang lain dari pada Tuhan. Jadi terus dan
terus uang menjadi masalah iman. Percayalah bahwa melakukan sesuatu dengan
kehendak Tuhan adalah jalan yang terbaik bagi kita. Percayalah bahwa jika kita
memberikan uang kita, Ia akan mengembalikannya lagi. Percayalah bahwa uang
dapat menjadi baik. Tapi jangan kita berani mengatakan uang adalah segalanya.
Uang adalah berkat dari Tuhan, tetapi anugerah yang benar-benar butuhkan hanya
ada pada Tuhan.
SANJEEV KUMAR SHARMA
Kelahiran Baru: Emosi Dan Amarah
Kelahiran Baru: Emosi Dan Amarah: Beda Emosi Dan Amarah Sekelumit Tentang Emosi“Kamu mah emosian sih”. Kata-kata itu sering diucapkan ketika seseorang sedang marah. Emosi s...
Jalan Kelahiran Baru: Menjawab Pertanyan Khotabah Bapak Theo R Baraham P...
Jalan Kelahiran Baru: Menjawab Pertanyan Khotabah Bapak Theo R Baraham P...: 1. Apakah yang dimaksud “mengumpulkan bekal surgawi” ? Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak ...
Menjawab Pertanyan Khotabah Bapak Theo R Baraham Pada Tanggal 01 Sept. 2013
1. Apakah yang dimaksud “mengumpulkan bekal surgawi”?
Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat
dan karat tidak merusak kannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya.
Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada. Matius.6:21-22
Di mana kita mengumpulkan harta benda duniawi kita, di
sanalah hati kita berada. Ini menunjukkan bahwa harta duniawi dapat mengarahkan
hati kita bahkan mengikat kita.
Mengumpulkan harta di sorga adalah memakai harta tersebut
untuk tujuan-tujuan Tuhan (rohani) dan demi keselamatan maupun kebaikan orang
lain. Bdk. Matius.25:40
2. Apakah maksud pernyataan bapak “bahwa semua harta benda duniawi yang ada
pada kita adalah milik orang lain”?
Harta benda duniawi adalah benar-benar harta orang lain,
karena :
=> Ia milik Allah, kita hanya pengurusnya
=> Kita menerimanya dari orang lain dan atas usaha orang
lain juga dan sumbernya semua dari Tuhan. Bdk. Kol.3:24; Pkh.5:10
=> Ketika kematian datang kita tidak dapat membawanya kepada kekekalan. 1 Tim.6:7
3. Saya selalu berbeda dengan suami dalam cara mengatur
keuangan, bagaimana mengatasinya ?
=> Uang harus di atur sesuai dengan kehendak dari sang
Pemilik.
=> Uang dipercayakan kepada kita untuk : memenuhi
kebutuhan dasar, (Mat.6:26; 1 Tim.6:8) meneguhkan perjanjian dan mengonfirmasi
arah (Ul.8:18) memberi untuk Kerajaan Allah, (1 Tim.6:18-19) demonstrasi kuasa
Allah (Mal.3:10)
=> Perlu kesepakatan dalam menetapkan jumlah pemberian.
Perlu doa bersama!
4. Mengapa persembahan memakai amplop dan tidak ada waktu
khusus untuk memberikan persembahan dalam kebaktian?
=> Karena kita mau belajar memberi dengan cara dan jumlah
yang terbaik sesuai dengan kadar pertumbuhan iman kita. Apakah persembahan kita
telah sesuai dengan kadar pertumbuhan iman kita?
=> Supaya setiap jemaat belajar memberi tanpa paksaan
melainkan dengan rela dan dengan sukacita.
=> Supaya tidak memberi kesan gereja meminta-minta dari
jemaat, sebab memberi adalah kehormatan. Seharusnya dalam hal memberi kita
perlu berlomba-lomba.
5. Apakah tujuan terbesar Allah memberkati kita dengan harta
benda duniawi? Kel. 12: 34-36; 35:20-22; 36:5-7
1. Untuk membangun kemah suci atau bait Allah! Pada masa PB
maka bait Allah adalah kita semua yang terikat sebagai jemaat dan Tubuh Kristus di seluruh dunia!
2. Tujuan Allah memberkati kita bukanlah supaya kita terikat
dengan berkat tersebut, tetapi supaya kita dapat melayani Tuhan dengan tanpa
kuatir dan takut akan masa depan kita! Luk.5:1-11
Kesimpulan dari saya telah mendengar Firman dan Khotbah
Beliau
Seorang yang merasa bahwa Allah telah memberkati dia dalam
perusahaannya, perkebunannya, atau dalam berbagai kegiatannya, maka di samping
persepuluhan ia dapat memberikan kepada Allah persembahan syukur. Ada pula rasa terima kasih seseorang dengan
persembahan ini, apabila ia merasa telah diselamatkan dari suatu bencana,
kesembuhan dari penyakit atau berhasil mencapai sautu cita-cita.
Dengan demikian, lebih banyak kita memberikan untuk Tuhan,
lebih banyak pula berkat kita peroleh daripada-Nya. Tetapi lebih banyak kita menahan dan tidak
memberikan bagian Tuhan, lebih banyak pula berkat kita akan hilang.
"Kamu menabur banyak, tetapi membawa pulang hasil
sedikit, kamu makan, tetapi tidak sampai kenyang, kamu minum, tetapi tidak
sampai puas, kamu berpakaian, tetapi badanmu tidak sampai panas, dan orang yang
bekerja untuk upah, ia bekerja untuk upah yang ditaruh dalam pundi-pundi yang
berlubang !
"Beginilah firman TUHAN semesta alam, perhatikanlah keadaanmu ! "Kamu
mengharapkan banyak, tetapi hasilnya sedikit, dan ketika kamu membawanya ke
rumah, Aku menghembuskannya.
Oleh karena apa ? demikianlah firman TUHAN semesta alam. Oleh karena rumah-Ku yang tetap menjadi
reruntuhan, sedang kamu masing-masing sibuk dengan urusan rumahnya
sendiri." Hagai 1:6,7,9.
Banyak orang dapat membuktikan kebenaran firman ini. Mereka mengalami kesusahan karena menggunakan
bagian harta milik Allah, yaitu persepuluhan dan persembahan. Yesus Kristus menasihatkan kita, "Berilah dan kamu akan
diberi." Lukas 6:38. Dan lagi kata
Rasul Paulus,
"Sebab jika kamu rela
untuk memberi, maka pemberianmu akan diterima, kalau pemberianmu itu
berdasarkan apa yang ada padamu, bukan berdasarkan apa yang ada padamu, bukan
berdasarkan apa yang tidak ada padamu." 2 Korintus 8:12.
"Yang akhirnya dituntut dari pelayan-pelayan yang
demikian ialah, bahwa mereka ternyata dapat dipercayai." 1 Korintus 4:2.
Berdoa saya telah
mendengar khotbah beliau di tanggal 01 September 2013
Bapa di surga, ajarkanlah aku, Tuhan, menurut kehendak Allah
dan setia mempersembahkan persepuluhan dan persembahan. Jauhkanlah daripadaku hati yang kikir dan
berikan padaku iman dan kebijaksanaan mengatur segala berkat dan uang untuk
diserahkan kepada Tuhan dengan kasih dan sukacita, karena Yesus telah
menyerahkan diri-Nya untuk
Friday, October 10, 2014
Jalan Kelahiran Baru: Peranan Wanita Dalam Pelayanan
Jalan Kelahiran Baru: Peranan Wanita Dalam Pelayanan: (1) Yesus meninggikan para wanita di atas status yang diberikan kepada mereka oleh masyarakat. Lukas adalah seorang pria yang memberikan...
Wednesday, October 8, 2014
Jalan Kelahiran Baru: Hidup Bahagia
Jalan Kelahiran Baru: Hidup Bahagia: Siapa yang tak mau hidup bahagia ? Setiap orang pasti ingin hidup berbahagia. Tapi pertanyaannya, seperti apakah hidup yang disebut berbah...
Hidup Bahagia
Siapa yang tak mau hidup bahagia? Setiap orang pasti
ingin hidup berbahagia. Tapi pertanyaannya, seperti apakah hidup yang disebut
berbahagia itu? Ada yang berpendapat bahwa hidup bahagia itu jika memiliki
kekayaan yang berlimpah.
Ada juga yang mengatakan bahwa hidup berbahagia itu hidup selalu sehat dan aman. Yang lainnya menunjukkan keluarga yang harmonis sebagai pertanda hidup bahagia. Orang lain mengatakan bahwa orang yang berbahagia adalah orang yang selalu tertawa. Apakah semua itu menjamin kebahagiaan? Kenyataannya, ada orang kaya yang jika ditanya apakah mereka berbahagia, mereka menggelengkan kepala.
Orang sehat pun belum tentu merasa sudah berbahagia.
Mengapa begitu? Karena selama ini kita memiliki pandangan yang keliru terhadap arti kebahagian
Pertama, kita sering keliru dengan menganggap bahwa kebahagiaan itu berarti bersenang-senang. Hatinya selalu bergembira. Itu sebabnya banyak orang kemudian berusaha menciptakan acara pesta-pesta atau lari ke obat penenang untuk menciptakan kegembiraan.
Kedua, kita sering berpikiran keliru dengan menganggap bahwa kita dapat mengejar kebahagiaan. Kita harus melakukan sesuatu untuk mendapatkan kebahagiaan itu. Padahal kebahagiaan kebenarnya merupakan akibat atau hasil dari sesuatu yang kita lakukan.
Ketiga, ada anggapan keliru bahwa kebahagiaan itu selalu ditemukan di luar diri kita atau ada pada orang lain. Kita sering berkata pada diri sendiri, "Dengan berganti pekerjaan, mungkin saya akan menjadi bahagia", "Saya tidak betah hidup di sini. Kalau saya pindah rumah ke kompleks yang lebih elit mungin saya akan lebih bahagia." Atau berpikir begini, "Kalau saya menikahi orang ini, hidup saya pasti akan berbahagia."
Ada juga yang mengatakan bahwa hidup berbahagia itu hidup selalu sehat dan aman. Yang lainnya menunjukkan keluarga yang harmonis sebagai pertanda hidup bahagia. Orang lain mengatakan bahwa orang yang berbahagia adalah orang yang selalu tertawa. Apakah semua itu menjamin kebahagiaan? Kenyataannya, ada orang kaya yang jika ditanya apakah mereka berbahagia, mereka menggelengkan kepala.
Orang sehat pun belum tentu merasa sudah berbahagia.
Mengapa begitu? Karena selama ini kita memiliki pandangan yang keliru terhadap arti kebahagian
Pertama, kita sering keliru dengan menganggap bahwa kebahagiaan itu berarti bersenang-senang. Hatinya selalu bergembira. Itu sebabnya banyak orang kemudian berusaha menciptakan acara pesta-pesta atau lari ke obat penenang untuk menciptakan kegembiraan.
Kedua, kita sering berpikiran keliru dengan menganggap bahwa kita dapat mengejar kebahagiaan. Kita harus melakukan sesuatu untuk mendapatkan kebahagiaan itu. Padahal kebahagiaan kebenarnya merupakan akibat atau hasil dari sesuatu yang kita lakukan.
Ketiga, ada anggapan keliru bahwa kebahagiaan itu selalu ditemukan di luar diri kita atau ada pada orang lain. Kita sering berkata pada diri sendiri, "Dengan berganti pekerjaan, mungkin saya akan menjadi bahagia", "Saya tidak betah hidup di sini. Kalau saya pindah rumah ke kompleks yang lebih elit mungin saya akan lebih bahagia." Atau berpikir begini, "Kalau saya menikahi orang ini, hidup saya pasti akan berbahagia."
Tuesday, October 7, 2014
Jalan Kelahiran Baru: Surat Kolose Dalam Alkitab
Jalan Kelahiran Baru: Surat Kolose Dalam Alkitab: Surat Kolose menjelaskan betapa luar biasanya Kristus! Surat Efesus sudah mengajar kita tentang Tubuh Kristus. Surat Kolose melantjutkan den...
Surat Kolose Dalam Alkitab
Surat Kolose menjelaskan betapa luar biasanya
Kristus! Surat Efesus sudah mengajar kita tentang Tubuh Kristus. Surat Kolose
melantjutkan dengan pengajaran tentang Yesus sebagai Kepala Tubuh. Dua kitab
ini saling melengkapi. Efesus menegaskan Tubuh Kristus dan bagaimana kita harus
hidup berhubungan dengan Kristus. Kolose menegaskan Kristus sebagai Kepala
Tubuh dan bagaimana kita harus hidup dengan sifat dan tabiat yang sama dengan
Dia.
Surat Kolose, Efesus, Filipi dan Filemon, dikenal
sebagai “surat penjara’ yang ditulis dari Roma kira-kira pada tahun 60, sewaktu
Paulus di dalam penjara (Kolose. 4:18). Tikhikus yang dipercaya oleh Paulus untuk
membawa suratnya ke Efesus (Efesus. 6:21), juga adalah orang yang membawa surat
Paulus ke Kolose. Tikhikus berjalan bersama dengan Onesimus. Ini menunjukkan
bahwa ternyata walaupun Paulus tidak mengunjungi Kolose, ia mempunyai
teman-teman dan anggota tim apostolik yang melayani di sana (Kolose. 4:7-18).
Kota Kolose terletak kira-kira 160 km dari kota
Efesus di daerah Asia. Yang disebut Asia dalam zaman Perjanjian Baru adalah
sebagian daerah Turki. Kolose, Hieropolis dan Laodikea merupakan tiga kota
tetangga yang dilayani oleh teman rasul Paulus dan menerima surat darinya.
Jemaat di Kolose tidak didirikan oleh Paulus,
melainkan mungkin oleh Epafras. Di Kolose Paulus berkata bahwa ia berjuang
untuk mereka yang belum mengenal dia pribadi (Kolose. 2:1), dan bahwa ia sudah
mendengar tentang keadaan jemaat itu dari Epafras (Kolose. 1:4, 7-9). Selama dua
tahun Paulus mengajar di Efesus, murid-muridnya sudah menginjili seluruh Asia
(Kisah Para Rasul. 19:10 & 26). Murid-murid Paulus itu rupanya termasuk Epaphras,
Filemon dan Arkhippus yang adalah anggota jemaat Kolose, Hierapolis dan
Laodikia (Kolose. 4:12-16, Filipi. 1-3).
Secara isi, surat Kolose mirip surat Efesus. Sama
seperti Efesus 1-3 menegaskan doktrin/pengajaran dan Efesus 4-6 menegaskan
aplikasi praktisnya dalam hidup sehari-hari dalam jemaat, dalam keluarga dan
dalam dunia, demikian juga surat Kolose. Kolose 1-2 berhubungan dengan
pengajaran tentang Kristus dan Kolose 3-4 berhubungan dengan bagaimana pengikut
Kristus perlu hidup.
Surat Kolose ditulis sebagai peringatan terhadap
pengaruh yang menyesatkan. Serigala yang ganas yang membawa doktrin yang
menyesatkan sudah masuk di tengah Jemaat (Kisah Para Rasul. 20:29), berupa legalisme dan gnostisisme.
Legalisme diajarkan oleh orang Yahudi yang ingin “meyahudikan” semua orang yang
percay,a sedangan gnostisisme adalah filsafat manusiawi.
Kata gnostisisme berasal kata bahasa Yunani
‘gnosis’, yang berarti “mengetahui.” Orang yang mengikut filsafat itu percaya
bahwa mereka memiliki ‘pengetahuan’ dan ‘hikmat’ lebih dalam dan lebih tinggi
tentang hal yang merupakan rahasia di alam mistis. Mereka anggap dirinya lebih
rohani, lebih berpengetahuan daripada orang lain. Dalam surat Kolose ini,
Paulus ingin supaya jemaat Kolose dipenuhi dengan ‘pengetahuan’ dan ‘hikmat’
yang benar, bukan yang salah! Ia berdoa supaya mereka mengerti ‘rahasia’ yang
sebenarnya, supaya hidup layak dan berkenan dalam segala hal (Kolose. 1:9-10).
Jemaat Kolose sudah menerima Kristus dan hidup
tertib dengan iman teguh pada Kristus (Kolose. 2:6). Walaupun Paulus tidak berada
di antara mereka, namun ia tetap memanggil mereka untuk hidup tetap dalam
Kristus, berakar di dalam Dia dan bertambah teguh dalam iman, karena di dalam
Dia “tersembunyi segala harta hikmat dan pengetahuan.” Paulus mengungkapkan
bahwa yang paling utama, yang paling penting adalah mengenal Kristus. Dalam
surat Kolose, Kristus yang luar biasa itu dinyatakan dengan jelas.
Mari kita lihat. Seperti apakah Surat Kolose menyatakan
keluarbiasaan Kristus?
Dalam Kolose kita melihat bahwa Kristus, gambar
Allah yang berwujud adalah yang terutama dari segala yang diciptakan. Dari Dia,
oleh Dia dan melalui Dia ada segala sesuatu. Dan bukan itu saja, Kristus juga
adalah Pencipta segala sesuatu! Di dalam diriNyalah terwujud dan berdiam secara
jasmaniah seluruh kepenuhan ke-Allahan. Di dunia ini, di sorga dan di bumi
tidak ada yang lebih utama daripada Kristus (Kol 1:15-17).
Selain yang terutama di dalam dunia, Ia juga adalah
terutama di dalam jemaat. Ia adalah kepala Tubuh! Bukan Paus atau Uskup atau
Rasul yang adalah kepala jemaat! Hanya Yesuslah adalah kepala! Sebagai kepala,
Ia bangkit pertama kali dari antara orang mati. Ia anak sulung, dan kita adalah
anak-anak Allah yang menyusul dan akan dibangkitkan pada akhir zaman (Kol.
1:18-19).
Ia memperdamaikan segala sesuatu yang di bumi dan di
sorga. Darah Yesus membawa perdamaian. Ialah Penebus kita, yang menjadikan kita
diperdamaikan dengan Allah, dijadikan kudus dan tak bercela dan tak bercacat di
hadapanNya. Penebusan ini bukan sekadar keluputan dari neraka. Penebusan
menjadikan kita seperti Kristus. Harapan itu mendorong kita supaya bertekun
dalam iman, tetap teguh, tidak bergoncang, dan tidak tergoyahkan (Kolose.1:20-22).
Inilah motivasi Paulus yang menjadikan ia rela
memakai segala tenaganya dalam menanggung penderitaan, dalam memberitakan dan
mengajar Firman, dalam mempergumulkan dalam perjuangan berat yang luar biasa.
Ia ditugaskan membawa firman rahasia Allah yang kekal kepada jemaat. Rahasia
itu apa? “Kristus ada di tengah-tengah kamu, Kristus yang adalah pengharapan
akan kemuliaan!” Suatu rahasia yang memimpin tiap-tiap orang kepada
kesempurnaan dalam Kristus (Kolose. 1:23-29).
Sesudah segala penjelasan itu, Paulus memberi
peringatan. Jangan diperdayakan oleh kata-kata yang indah! Jangan ditawan
dengan filsafatnya yang kosong dan palsu! Jangan menurut ajaran turun-temurun
dan roh-roh dunia! Jangan imanmu digagalkan! (Kol 2:1-8). Jangan ditipu oleh
orang yang mau meyahudikan kita! Di dalam Kristus kita disunat dengan sunat
Kristus, dikuburkan dengan Dia dalam baptisan, dibangkitkan untuk mengalami
hidup baru dan segala pelanggaran hukum taurat sudah diampuni. Segala hukum
yang mendakwa dan mengancam kita … telah dipakukan di salib!
Segala kuasa kegelapan yang menuduh kita … telah dilucuti di salib! Karena itu, kita bebas
dari hukum Taurat dan rupa-rupa peraturan seperti “jangan jamah ini, jangan
kecap itu, jangan sentuh ini!” Semua peraturan makan-minum, sabat, hari raya,
bulan baru, semuanya hanya merupakan bayangan saja. Wujud aslinya adalah
Kristus, yang sudah menjadi Kepala atas kita, anggota-anggota TubuhNya! (Kolose 2:9-17). Selain itu, Paulus juga memperingatkan agar kita jangan ditipu oleh
orang Gnostik! Merekalah orang yang pura-pura merendahkan diri, beribadah
kepada malaikat, ikut penglihatan-penglihatan dan membesarkan diri. Mereka
hanya ikut perintah-perintah dan ajaran-ajaran manusia. Mereka membuat ibadah
buatan sendiri, merendahkan diri, menyiksa diri. Semuanya kedengaran rohani
padahal sia-sia dan hanya memuaskan hawa nafsu (Kolose. 2:18-23).
Rahasia kemenangan atas ajaran palsu adalah
berpegang teguh kepada Kristus. Kita perlu diikat dan bertumbuh dalam TubuhNya.
Karena semuanya itu, ada dampak praktek dalam kehidupan sehari-hari. Dalam
kehidupan pribadi, kita mati kepada manusia duniawi kita yang lama dengan
segala dosanya: percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat, keserakahan,
marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor. Kita mengenakan manusia
yang baru, yaitu Kristus, yang adalah wujud dan gambar Allah. Kita seharusnya
penuh dengan belas kasihan, kerendahan hati, kelemah-lembutan. Inilah buah Roh
dan tanda orang lahir baru, yaitu kepenuhan damai dan kasih (Kolose. 3:1-10).
Dalam jemaat Kristus, kita hidup sebagai anggota
dari satu Tubuh yang sama, tanpa membedakan satu dengan yang lain. Kita hidup
penuh kasih satu kepada yang lain. Kita hidup penuh Firman dan penuh pujian
penyembahan supaya sanggup saling melayani satu kepada yang lain (Kolose 3:11-16).
Sedangkan di dalam rumah tangga, kita hidup menurut peraturan Allah. Seperti
dalam surat Efesus, diterangkan bagaimana kita perlu hidup sebagai isteri,
suami, ayah dan ibu, anak-anak dan hamba dan tuan (Kolose. 3:18-4:1). Inilah cara
hidup kita sebagai anggota Tubuh Kristus, yang dijelaskan dengan praktis dalam
surat Kolose.
Akhirnya, kita perlu berdoa dan berjaga-jaga. Kepada
orang luar kita perlu hidup dengan berhikmat dan dengan kata-kata penuh kasih,
dengan mengetahui bagaimana memberi jawab kepada setiap orang, dengan
mengunakan waktu yang ada (Kolose. 4: 2-6).
Demikianlah Surat Kolose memberi dorongan kepada
kita masing-masing untuk percaya Firman, hidup di dalam Kristus dan tidak
ditipu atau diperdayakan oleh usaha kegelapan yang mau menyesatkan. Dalam surat
Kolose, kita diajar dan dilatih untuk hidup sebagai anggota Tubuh Kristus,
dengan Dia sendiri sebagai Kepalanya.
Jalan Kelahiran Baru: Kristen yang tidak berbuah
Jalan Kelahiran Baru: Kristen yang tidak berbuah: Alkitab menyatakan bahwa iman timbul dari pendengaran dan pendengaran oleh firman Kristus ( Roma. 10:17) . Jika benih Firman yang didenga...
Kristen yang tidak berbuah
Alkitab menyatakan bahwa iman timbul dari pendengaran dan
pendengaran oleh firman Kristus (Roma. 10:17). Jika benih Firman yang didengar
jatuh ke tanah yang subur maka ia akan berakar, bertumbuh, dan berbuah. Namun
demikian banyak orang Kristen yang mendengarkan firman Tuhan, hidupnya tidak
berbuah. Tidak sedikit orang Kristen yang mengaku dipenuhi Roh Kudus namun
hidupnya menunjukkan buah yang sama sekali tidak sesuai dengan prinsip firman
Tuhan. Tuhan Yesus berkata, “Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri
atau buah ara dari rumput duri?” Buah yang dihasilkan merupakan tanda dari
pohonnya, demikian juga orang Kristen tercermin dari buahnya.
Lalu, mengapa ada orang Kristen yang tidak berbuah?
Bagaimanakah agar kita dapat berbuah? Seperti apakah buah yang dihasilkan dalam
diri orang Kristen? Bagaimanakah peranan Roh Kudus di dalamnya? Apa dan
bagaimanakah yang dimaksud dengan buah Roh? Kemudian, apakah itu buah Injil?
Semua pertanyaan penting ini dipaparkan dengan jelas dalam buku ini.
Menghasilkan buah merupakan tanda bahwa suatu pohon itu
hidup, bertumbuh, dan sudah matang. Selain itu, buah juga menyatakan jenis dari
pohon tersebut. Buah yang kita hasilkan merupakan tanda kehidupan, pertumbuhan,kematangan, dan jenis. Ditambah lagi, buah seorang Kristen menunjukkan sampai
di mana derajat hidup orang tersebut. Dalam buku ini, Pdt. Dr. Stephen Tong
membagikan pengamatannya bahwa ternyata banyak orang Kristen hanya meniru orang
Kristen lainnya yang lebih dewasa. Yang dilakukan oleh orang Kristen yang dewasa
adalah sesuatu yang timbul secara alami, seperti air yang tumpah dari gelas
yang diisi penuh. Sedangkan orang yang meniru adalah seperti gelas yang belum
penuh tetapi bocor, akhirnya semua yang dilakukannya tidaklah dilakukan dengan
sungguh hati namun karena paksaan (hal. 17).
Lalu, bagaimana agar kita bisa menghasilkan buah yang
sejati, yang sesuai dengan firman Tuhan? Menarik sekali, salah satu prinsip
yang diberikan oleh Penulis dalam buku ini adalah bahwa Tuhan membersihkan
ranting-ranting yang berbuah supaya berbuah lebih banyak. Kadang Tuhan merusak
gambaran yang kita idamkan, mengambil orang yang paling kita cintai, dan
memberikan hal-hal yang paling sulit dalam hidup kita. Cara Tuhan sering kali
berlawanan dengan logika dan pikiran manusia, tetapi justru cara Tuhan adalah
cara yang terbaik (hal. 26).
Di bagian lain dalam buku ini juga diberikan perbandingan
yang sangat menarik antara buah kedagingan dan buah Roh (Galatia. 5:19-22).
Tentang kemarahan, Pdt. Dr. Stephen Tong menunjukkan bahwa tidak semua
kemarahan itu buruk. Kemarahan menjadi suatu hal yang buruk kalau ia menguasai
pikiran dan kebenaran, tetapi kemarahan yang mempunyai dasar kebenaran adalah
kemarahan yang suci dan betul-betul dipakai oleh Tuhan (hal. 58).
Penulis
menyimpulkan hal ini dengan sangat jelas, “Kemarahan yang berlebihan merusak
kemuliaan Tuhan. Kemarahan
manusia bisa memuliakan Tuhan jika marah itu sesuai dengan kemarahan Allah.” (hal. 59)
Sering kali, orang yang bukan Kristen justru menunjukkan
kebaikan yang lebih dibandingkan orang Kristen. Perasaan seperti itu timbul
karena standar kebaikan orang secara mayoritas didasarkan kepada ‘apakah dia
baik kepada saya atau tidak’ sehingga kita tidak dapat menilai kebaikan itu
dengan baik.
Penulis menyatakan, “Yang baik kepada kita, belum tentu orang
baik; yang kurang baik kepada kita, belum tentu orang jahat.” (hal. 74)
Pepatah Perancis mengatakan bahwa orang baik adalah orang egois yang mempunyai
pikiran panjang.
Berbeda dengan kebaikan semua, kebaikan sejati adalah buah
Roh Kudus: kebaikan yang tidak menghiraukan pamrih ataupun balasan, tetapi
mengalir dari motivasi yang suci, yang rela mengorbankan diri sendiri untuk
membangun orang lain.
Subscribe to:
Posts (Atom)