Tuesday, October 14, 2014

Jalan Kelahiran Baru: Heaven Is Real

Jalan Kelahiran Baru: Heaven Is Real: Heaven is a real place where your soul and spirit can live forever. We know heaven is real because of Jesus Christ, who came from heaven ...

Monday, October 13, 2014

Jalan Kelahiran Baru: Akar Dosa

Jalan Kelahiran Baru: Akar Dosa: Kita perlu mengenal arti dan makna dosa sebagaimana yang dimaksudkan Alkitab, agar dapat melangkah hati-hati di dalam kehidupan ini. Alk...

Saturday, October 11, 2014

Jalan Kelahiran Baru: Bandahra Yang Tidak Jujur Khotbah Pak Theo R. Bara...

Jalan Kelahiran Baru: Bandahra Yang Tidak Jujur Khotbah Pak Theo R. Bara...: L ukas 16 : 1-14 adalah pasal yang mengajarkan tentang bagaimana kita harus bertindak sebagai bendahara dari semua milikNya demi kepenting...

Bandahra Yang Tidak Jujur Khotbah Pak Theo R. Barahama

Lukas 16 :1-14 adalah pasal yang mengajarkan tentang bagaimana kita harus bertindak sebagai bendahara dari semua milikNya demi kepentingan kerohanian dan bekal sorgawi kita di masa yang akan datang!
  1. Garis besarNya adalah sbb :
  2. Seorang kaya dan bendaharanya yang tidak jujur, ay.1-2
  3. Kecerdikan bendahara , ay. 4-7
  4. Kesimpulan dan penjelasan perumpamaan, ay.9-13
  5. Cemooh orang Farisi dan teguran keras Tuhan Yesus kepada mereka, ay.14-1
  6. TUHAN PEMILIK SEGALA SESUATU 
  7. TUHANlah yang empunya  bumi serta segala isinya, dan dunia serta
  8. yang diam di dalamnya. Maz.24:1; bdk. Hag.2:9; 1 Tim.6:7


BENDAHARA YANG TIDAK JUJUR itu menghamburkan milik tuannya

  > Sedikit sekali orang yang setia dan dapat dipercaya dalam mengelola harta. (ayat 1)


  > Allah akan meminta pertanggungan jawab dari kita sebagai bendaharaNya.


> Ada masanya kita diberhentikan sebagai bendahara di dunia ini melalui kematian kita kelak


Ia memanfaatkan harta tuannya untuk mengikat persahabatan dengan para pengutang itu, supaya kalau ia dipecat ia dapat tetap hidup nyaman karena ada orang-orang yang akan membalas kebaikannya.


Lalu tuan itu memuji bendahara yang tidak jujur itu, karena ia telah bertindak dengan cerdik. Sebab anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya dari pada anak-anak terang.
Tuan itu tidak memuji ketidakjujuran dari bendaharanya melainkan kecerdikannya untuk mengamankan kepentingan masa depannya dengan memanfaatkan harta bendanya milik tuannya
Makna dari lukisan Yesus di sini ialah, bahwa orang-orang dunia sangat memikirkan kepentingannya sendiri dan  mereka berusaha dengan berbagai macam cara untuk mengamankan kepentingan mereka dimasa datang. Sebaliknya orang percaya sering tidak cukup berfokus ke sorga dengan menggunakan harta dunianya demi kepentingan rohani dan sorgawinya. (Luk.16:8)
Cara bendahara yang tidak jujur itu Mempersiapkan masa depannya di dunia ini seharusnya membuat kita malu akan kekurangpedulian kita terhadap kebutuhan kita membawa bekal untuk memasuki dunia yang akan datang atau kemah abadi.


Dan Aku berkata kepadamu: Ikatlah persahabatan dengan mempergunakan Mamon yang tidak jujur, supaya jika Mamon itu tidak dapat menolong lagi, kamu diterima di dalam kemah abadi. Lukas 16:9




Setia dalam perkara kecil atau dalam hal Mamon yang tidak jujur (ay.10-11)


Perkara-perkara kecil > menyangkut uang atau harta benda lainnya.
Perkara-perkara besar > perkara-rohani dan sorgawi

Kalau orang percaya setia dalam mengelola uang atau harta bendanya, ia juga setia dalam perkara-perkara rohani. Sebaliknya, kalau orang percaya tidak benar dalam mengelola uang dan harta bendanya, maka ia juga tidak benar dalam perkara-perkara Rohani dan sorgawi.

Dan jikalau kamu tidak setia dalam harta orang lain, siapakah yang akan menyerahkan hartamu sendiri kepadamu. Luk. 16:12

Setia kepada harta orang lain (ay.12)

Sesungguhnya semua harta benda duniawi yang ada pada kita adalah “harta orang lain”

KESIMPULAN DARI SAYA

Kita tidak dapat mengerti pandangan alkitabiah pada uang  kecuali kita dipersiapkan untuk menerima sejumlah kebenaran yang dipegang dalam tekanan. Kemungkinan kita memperoleh uang lebih banyak jika bekerja keras dan penuh dengan hikmat. Tetapi jika yang kita perhatikan  adalah mendapatkan lebih banyak lagi uang, kita adalah orang yang paling bodoh. Uang adalah anugrah dari Tuhan, tetapi kita akan lebih diberkati jika kita mempersembahkannya. Tuhan memberi kita uang karena Ia murah hati, tetapi Ia begitu murah hati karena Ia menginginkan kita murah hati terhadap orang lain. Dan jika kita murah hati dengan uang kita, Tuhan sepertinya akan lebih murah hati lagi terhadap kita. Memang bijak untuk menyimpan uang, tetapi jangan pernah berpikir uang akan memberi keamanan yang nyata. Kemakmuran lebih diinginkan daripada kemiskinan, tetapi kemakmuran tidak baik sebagaimana baiknya kebenaran, kerendahatian, kebajikan, hubungan yang baik, dan takut akan Tuhan. 1 Korintus 1:30:31 berkata bahwa Kristus bagi ktia adalah hikmat dari Tuhan, kebenaran dan pengudusan dan penebusan, sehingga ada tertulis : " Biarlah seorang bermegah,bermegah didalam Allah." Uang tidak dapat memberikan benda-benda yang paling kita butuhkan. Tidak juga membuat kita kudus. Tidak dapat membuat kita benar. Tidak dapat menyelematkan kita dari dosa. Makmur adalah sebuah tanda diberkati, tetapi juga menjadi godaan terbesar karena membujuk kita supaya membanggakan diri kita sendiri. Uang menjanjikan kita berharga,dan menjanjikan kita berkecukupan. Uang mengundang kita untuk bermegah dalam sesuatu atau seseorang lain dari pada Tuhan. Jadi terus dan terus uang menjadi masalah iman. Percayalah bahwa melakukan sesuatu dengan kehendak Tuhan adalah jalan yang terbaik bagi kita. Percayalah bahwa jika kita memberikan uang kita, Ia akan mengembalikannya lagi. Percayalah bahwa uang dapat menjadi baik. Tapi jangan kita berani mengatakan uang adalah segalanya. Uang adalah berkat dari Tuhan, tetapi anugerah yang benar-benar butuhkan hanya ada pada Tuhan.

SANJEEV KUMAR SHARMA

Tgl 27-Augustus-2013  

Kelahiran Baru: Emosi Dan Amarah

Kelahiran Baru: Emosi Dan Amarah: Beda Emosi Dan Amarah Sekelumit Tentang Emosi“Kamu mah emosian sih”. Kata-kata itu sering diucapkan ketika seseorang sedang marah. Emosi s...

Jalan Kelahiran Baru: Menjawab Pertanyan Khotabah Bapak Theo R Baraham P...

Jalan Kelahiran Baru: Menjawab Pertanyan Khotabah Bapak Theo R Baraham P...: 1. Apakah yang dimaksud “mengumpulkan bekal surgawi” ? Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak ...

Menjawab Pertanyan Khotabah Bapak Theo R Baraham Pada Tanggal 01 Sept. 2013



1. Apakah yang dimaksud “mengumpulkan bekal surgawi”?

Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusak kannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya. Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada. Matius.6:21-22

Di mana kita mengumpulkan harta benda duniawi kita, di sanalah hati kita berada. Ini menunjukkan bahwa harta duniawi dapat mengarahkan hati kita bahkan mengikat kita.
 
Mengumpulkan harta di sorga adalah memakai harta tersebut untuk tujuan-tujuan Tuhan (rohani) dan demi keselamatan maupun kebaikan orang lain. Bdk. Matius.25:40

2. Apakah maksud pernyataan bapak  “bahwa semua harta benda duniawi yang ada pada kita adalah milik orang lain”?

Harta benda duniawi adalah benar-benar harta orang lain, karena :

=> Ia milik Allah, kita hanya pengurusnya
=> Kita menerimanya dari orang lain dan atas usaha orang lain juga dan sumbernya semua dari Tuhan. Bdk. Kol.3:24; Pkh.5:10
=> Ketika kematian datang kita tidak dapat  membawanya kepada kekekalan. 1 Tim.6:7


3. Saya selalu berbeda dengan suami dalam cara mengatur keuangan, bagaimana mengatasinya ? 

=> Uang harus di atur sesuai dengan kehendak dari sang Pemilik.
=> Uang dipercayakan kepada kita untuk : memenuhi kebutuhan dasar, (Mat.6:26; 1 Tim.6:8) meneguhkan perjanjian dan mengonfirmasi arah (Ul.8:18) memberi untuk Kerajaan Allah, (1 Tim.6:18-19) demonstrasi kuasa Allah (Mal.3:10)
=> Perlu kesepakatan dalam menetapkan jumlah pemberian. Perlu doa bersama!

4. Mengapa persembahan memakai amplop dan tidak ada waktu khusus untuk memberikan persembahan dalam kebaktian?

=> Karena kita mau belajar memberi dengan cara dan jumlah yang terbaik sesuai dengan kadar pertumbuhan iman kita. Apakah persembahan kita telah sesuai dengan kadar pertumbuhan iman kita?

=> Supaya setiap jemaat belajar memberi tanpa paksaan melainkan dengan rela dan dengan sukacita.
=> Supaya tidak memberi kesan gereja meminta-minta dari jemaat, sebab memberi adalah kehormatan. Seharusnya dalam hal memberi kita perlu berlomba-lomba.


5. Apakah tujuan terbesar Allah memberkati kita dengan harta benda duniawi? Kel. 12: 34-36; 35:20-22; 36:5-7

1. Untuk membangun kemah suci atau bait Allah! Pada masa PB maka bait Allah adalah kita semua yang terikat sebagai jemaat  dan Tubuh Kristus di  seluruh dunia!

2. Tujuan Allah memberkati kita bukanlah supaya kita terikat dengan berkat tersebut, tetapi supaya kita dapat melayani Tuhan dengan tanpa kuatir dan takut akan masa depan kita! Luk.5:1-11
Kesimpulan dari saya telah mendengar Firman dan Khotbah Beliau

Seorang yang merasa bahwa Allah telah memberkati dia dalam perusahaannya, perkebunannya, atau dalam berbagai kegiatannya, maka di samping persepuluhan ia dapat memberikan kepada Allah persembahan syukur.  Ada pula rasa terima kasih seseorang dengan persembahan ini, apabila ia merasa telah diselamatkan dari suatu bencana, kesembuhan dari penyakit atau berhasil mencapai sautu cita-cita.

Dengan demikian, lebih banyak kita memberikan untuk Tuhan, lebih banyak pula berkat kita peroleh daripada-Nya.  Tetapi lebih banyak kita menahan dan tidak memberikan bagian Tuhan, lebih banyak pula berkat kita akan hilang.

"Kamu menabur banyak, tetapi membawa pulang hasil sedikit, kamu makan, tetapi tidak sampai kenyang, kamu minum, tetapi tidak sampai puas, kamu berpakaian, tetapi badanmu tidak sampai panas, dan orang yang bekerja untuk upah, ia bekerja untuk upah yang ditaruh dalam pundi-pundi yang berlubang !

"Beginilah firman TUHAN semesta alam,  perhatikanlah keadaanmu ! "Kamu mengharapkan banyak, tetapi hasilnya sedikit, dan ketika kamu membawanya ke rumah, Aku menghembuskannya.  Oleh karena apa ? demikianlah firman TUHAN semesta alam.  Oleh karena rumah-Ku yang tetap menjadi reruntuhan, sedang kamu masing-masing sibuk dengan urusan rumahnya sendiri."  Hagai 1:6,7,9.

Banyak orang dapat membuktikan kebenaran firman ini.  Mereka mengalami kesusahan karena menggunakan bagian harta milik Allah, yaitu persepuluhan dan persembahan. Yesus Kristus menasihatkan kita, "Berilah dan kamu akan diberi."  Lukas 6:38. Dan lagi kata Rasul Paulus,

"Sebab jika kamu rela  untuk memberi, maka pemberianmu akan diterima, kalau pemberianmu itu berdasarkan apa yang ada padamu, bukan berdasarkan apa yang ada padamu, bukan berdasarkan apa yang tidak ada padamu." 2 Korintus 8:12.

"Yang akhirnya dituntut dari pelayan-pelayan yang demikian ialah, bahwa mereka ternyata dapat dipercayai." 1 Korintus 4:2.

Berdoa saya telah mendengar khotbah beliau di tanggal 01 September 2013

Bapa di surga, ajarkanlah aku, Tuhan, menurut kehendak Allah dan setia mempersembahkan persepuluhan dan persembahan.  Jauhkanlah daripadaku hati yang kikir dan berikan padaku iman dan kebijaksanaan mengatur segala berkat dan uang untuk diserahkan kepada Tuhan dengan kasih dan sukacita, karena Yesus telah menyerahkan diri-Nya untuk

02-September-2013

Friday, October 10, 2014

Jalan Kelahiran Baru: Peranan Wanita Dalam Pelayanan

Jalan Kelahiran Baru: Peranan Wanita Dalam Pelayanan: (1) Yesus meninggikan para wanita di atas status yang diberikan kepada mereka oleh masyarakat. Lukas adalah seorang pria yang memberikan...

Wednesday, October 8, 2014

Jalan Kelahiran Baru: Hidup Bahagia

Jalan Kelahiran Baru: Hidup Bahagia: Siapa yang tak mau hidup bahagia ? Setiap orang pasti ingin hidup berbahagia. Tapi pertanyaannya, seperti apakah hidup yang disebut berbah...

Hidup Bahagia

Siapa yang tak mau hidup bahagia? Setiap orang pasti ingin hidup berbahagia. Tapi pertanyaannya, seperti apakah hidup yang disebut berbahagia itu? Ada yang berpendapat bahwa hidup bahagia itu jika memiliki kekayaan yang berlimpah

Ada juga yang mengatakan bahwa hidup berbahagia itu hidup selalu sehat dan aman. Yang lainnya menunjukkan keluarga yang harmonis sebagai pertanda hidup bahagia. Orang lain mengatakan bahwa orang yang berbahagia adalah orang yang selalu tertawa. Apakah semua itu menjamin kebahagiaan? Kenyataannya, ada orang kaya yang jika ditanya apakah mereka berbahagia, mereka menggelengkan kepala. 

Orang sehat pun belum tentu merasa sudah berbahagia. 

Mengapa begitu? Karena selama ini kita memiliki pandangan yang keliru terhadap arti kebahagian

Pertama, kita sering keliru dengan menganggap bahwa kebahagiaan itu berarti bersenang-senang. Hatinya selalu bergembira. Itu sebabnya banyak orang kemudian berusaha menciptakan acara pesta-pesta atau lari ke obat penenang untuk menciptakan kegembiraan.

Kedua, kita sering berpikiran keliru dengan menganggap bahwa kita dapat mengejar kebahagiaan. Kita harus melakukan sesuatu untuk mendapatkan kebahagiaan itu. Padahal kebahagiaan kebenarnya merupakan akibat atau hasil dari sesuatu yang kita lakukan.

Ketiga, ada anggapan keliru bahwa kebahagiaan itu selalu ditemukan di luar diri kita atau ada pada orang lain. Kita sering berkata pada diri sendiri, "Dengan berganti pekerjaan, mungkin saya akan menjadi bahagia", "Saya tidak betah hidup di sini. Kalau saya pindah rumah ke kompleks yang lebih elit mungin saya akan lebih bahagia." Atau berpikir begini, "Kalau saya menikahi orang ini, hidup saya pasti akan berbahagia."

Tuesday, October 7, 2014

Jalan Kelahiran Baru: Surat Kolose Dalam Alkitab

Jalan Kelahiran Baru: Surat Kolose Dalam Alkitab: Surat Kolose menjelaskan betapa luar biasanya Kristus! Surat Efesus sudah mengajar kita tentang Tubuh Kristus. Surat Kolose melantjutkan den...

Surat Kolose Dalam Alkitab

Surat Kolose menjelaskan betapa luar biasanya Kristus! Surat Efesus sudah mengajar kita tentang Tubuh Kristus. Surat Kolose melantjutkan dengan pengajaran tentang Yesus sebagai Kepala Tubuh. Dua kitab ini saling melengkapi. Efesus menegaskan Tubuh Kristus dan bagaimana kita harus hidup berhubungan dengan Kristus. Kolose menegaskan Kristus sebagai Kepala Tubuh dan bagaimana kita harus hidup dengan sifat dan tabiat yang sama dengan Dia.

Surat Kolose, Efesus, Filipi dan Filemon, dikenal sebagai “surat penjara’ yang ditulis dari Roma kira-kira pada tahun 60, sewaktu Paulus di dalam penjara (Kolose. 4:18). Tikhikus yang dipercaya oleh Paulus untuk membawa suratnya ke Efesus (Efesus. 6:21), juga adalah orang yang membawa surat Paulus ke Kolose. Tikhikus berjalan bersama dengan Onesimus. Ini menunjukkan bahwa ternyata walaupun Paulus tidak mengunjungi Kolose, ia mempunyai teman-teman dan anggota tim apostolik yang melayani di sana (Kolose. 4:7-18).

Kota Kolose terletak kira-kira 160 km dari kota Efesus di daerah Asia. Yang disebut Asia dalam zaman Perjanjian Baru adalah sebagian daerah Turki. Kolose, Hieropolis dan Laodikea merupakan tiga kota tetangga yang dilayani oleh teman rasul Paulus dan menerima surat darinya.

Jemaat di Kolose tidak didirikan oleh Paulus, melainkan mungkin oleh Epafras. Di Kolose Paulus berkata bahwa ia berjuang untuk mereka yang belum mengenal dia pribadi (Kolose. 2:1), dan bahwa ia sudah mendengar tentang keadaan jemaat itu dari Epafras (Kolose. 1:4, 7-9). Selama dua tahun Paulus mengajar di Efesus, murid-muridnya sudah menginjili seluruh Asia (Kisah Para Rasul. 19:10 & 26). Murid-murid Paulus itu rupanya termasuk Epaphras, Filemon dan Arkhippus yang adalah anggota jemaat Kolose, Hierapolis dan Laodikia (Kolose. 4:12-16, Filipi. 1-3).

Secara isi, surat Kolose mirip surat Efesus. Sama seperti Efesus 1-3 menegaskan doktrin/pengajaran dan Efesus 4-6 menegaskan aplikasi praktisnya dalam hidup sehari-hari dalam jemaat, dalam keluarga dan dalam dunia, demikian juga surat Kolose. Kolose 1-2 berhubungan dengan pengajaran tentang Kristus dan Kolose 3-4 berhubungan dengan bagaimana pengikut Kristus perlu hidup.

Surat Kolose ditulis sebagai peringatan terhadap pengaruh yang menyesatkan. Serigala yang ganas yang membawa doktrin yang menyesatkan sudah masuk di tengah Jemaat (Kisah Para Rasul. 20:29), berupa legalisme dan gnostisisme. Legalisme diajarkan oleh orang Yahudi yang ingin “meyahudikan” semua orang yang percay,a sedangan gnostisisme adalah filsafat manusiawi.
Kata gnostisisme berasal kata bahasa Yunani ‘gnosis’, yang berarti “mengetahui.” Orang yang mengikut filsafat itu percaya bahwa mereka memiliki ‘pengetahuan’ dan ‘hikmat’ lebih dalam dan lebih tinggi tentang hal yang merupakan rahasia di alam mistis. Mereka anggap dirinya lebih rohani, lebih berpengetahuan daripada orang lain. Dalam surat Kolose ini, Paulus ingin supaya jemaat Kolose dipenuhi dengan ‘pengetahuan’ dan ‘hikmat’ yang benar, bukan yang salah! Ia berdoa supaya mereka mengerti ‘rahasia’ yang sebenarnya, supaya hidup layak dan berkenan dalam segala hal (Kolose. 1:9-10).

Jemaat Kolose sudah menerima Kristus dan hidup tertib dengan iman teguh pada Kristus (Kolose. 2:6). Walaupun Paulus tidak berada di antara mereka, namun ia tetap memanggil mereka untuk hidup tetap dalam Kristus, berakar di dalam Dia dan bertambah teguh dalam iman, karena di dalam Dia “tersembunyi segala harta hikmat dan pengetahuan.” Paulus mengungkapkan bahwa yang paling utama, yang paling penting adalah mengenal Kristus. Dalam surat Kolose, Kristus yang luar biasa itu dinyatakan dengan jelas.

Mari kita lihat. Seperti apakah Surat Kolose menyatakan keluarbiasaan Kristus?


Dalam Kolose kita melihat bahwa Kristus, gambar Allah yang berwujud adalah yang terutama dari segala yang diciptakan. Dari Dia, oleh Dia dan melalui Dia ada segala sesuatu. Dan bukan itu saja, Kristus juga adalah Pencipta segala sesuatu! Di dalam diriNyalah terwujud dan berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke-Allahan. Di dunia ini, di sorga dan di bumi tidak ada yang lebih utama daripada Kristus (Kol 1:15-17).


Selain yang terutama di dalam dunia, Ia juga adalah terutama di dalam jemaat. Ia adalah kepala Tubuh! Bukan Paus atau Uskup atau Rasul yang adalah kepala jemaat! Hanya Yesuslah adalah kepala! Sebagai kepala, Ia bangkit pertama kali dari antara orang mati. Ia anak sulung, dan kita adalah anak-anak Allah yang menyusul dan akan dibangkitkan pada akhir zaman (Kol. 1:18-19).


Ia memperdamaikan segala sesuatu yang di bumi dan di sorga. Darah Yesus membawa perdamaian. Ialah Penebus kita, yang menjadikan kita diperdamaikan dengan Allah, dijadikan kudus dan tak bercela dan tak bercacat di hadapanNya. Penebusan ini bukan sekadar keluputan dari neraka. Penebusan menjadikan kita seperti Kristus. Harapan itu mendorong kita supaya bertekun dalam iman, tetap teguh, tidak bergoncang, dan tidak tergoyahkan (Kolose.1:20-22).

Inilah motivasi Paulus yang menjadikan ia rela memakai segala tenaganya dalam menanggung penderitaan, dalam memberitakan dan mengajar Firman, dalam mempergumulkan dalam perjuangan berat yang luar biasa. Ia ditugaskan membawa firman rahasia Allah yang kekal kepada jemaat. Rahasia itu apa? “Kristus ada di tengah-tengah kamu, Kristus yang adalah pengharapan akan kemuliaan!” Suatu rahasia yang memimpin tiap-tiap orang kepada kesempurnaan dalam Kristus (Kolose. 1:23-29).

Sesudah segala penjelasan itu, Paulus memberi peringatan. Jangan diperdayakan oleh kata-kata yang indah! Jangan ditawan dengan filsafatnya yang kosong dan palsu! Jangan menurut ajaran turun-temurun dan roh-roh dunia! Jangan imanmu digagalkan! (Kol 2:1-8). Jangan ditipu oleh orang yang mau meyahudikan kita! Di dalam Kristus kita disunat dengan sunat Kristus, dikuburkan dengan Dia dalam baptisan, dibangkitkan untuk mengalami hidup baru dan segala pelanggaran hukum taurat sudah diampuni. Segala hukum yang mendakwa dan mengancam kita … telah dipakukan di salib! 

Segala kuasa kegelapan yang menuduh kita … telah dilucuti di salib! Karena itu, kita bebas dari hukum Taurat dan rupa-rupa peraturan seperti “jangan jamah ini, jangan kecap itu, jangan sentuh ini!” Semua peraturan makan-minum, sabat, hari raya, bulan baru, semuanya hanya merupakan bayangan saja. Wujud aslinya adalah Kristus, yang sudah menjadi Kepala atas kita, anggota-anggota TubuhNya! (Kolose 2:9-17). Selain itu, Paulus juga memperingatkan agar kita jangan ditipu oleh orang Gnostik! Merekalah orang yang pura-pura merendahkan diri, beribadah kepada malaikat, ikut penglihatan-penglihatan dan membesarkan diri. Mereka hanya ikut perintah-perintah dan ajaran-ajaran manusia. Mereka membuat ibadah buatan sendiri, merendahkan diri, menyiksa diri. Semuanya kedengaran rohani padahal sia-sia dan hanya memuaskan hawa nafsu (Kolose. 2:18-23).

Rahasia kemenangan atas ajaran palsu adalah berpegang teguh kepada Kristus. Kita perlu diikat dan bertumbuh dalam TubuhNya. Karena semuanya itu, ada dampak praktek dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kehidupan pribadi, kita mati kepada manusia duniawi kita yang lama dengan segala dosanya: percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat, keserakahan, marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor. Kita mengenakan manusia yang baru, yaitu Kristus, yang adalah wujud dan gambar Allah. Kita seharusnya penuh dengan belas kasihan, kerendahan hati, kelemah-lembutan. Inilah buah Roh dan tanda orang lahir baru, yaitu kepenuhan damai dan kasih (Kolose. 3:1-10).

Dalam jemaat Kristus, kita hidup sebagai anggota dari satu Tubuh yang sama, tanpa membedakan satu dengan yang lain. Kita hidup penuh kasih satu kepada yang lain. Kita hidup penuh Firman dan penuh pujian penyembahan supaya sanggup saling melayani satu kepada yang lain (Kolose 3:11-16). Sedangkan di dalam rumah tangga, kita hidup menurut peraturan Allah. Seperti dalam surat Efesus, diterangkan bagaimana kita perlu hidup sebagai isteri, suami, ayah dan ibu, anak-anak dan hamba dan tuan (Kolose. 3:18-4:1). Inilah cara hidup kita sebagai anggota Tubuh Kristus, yang dijelaskan dengan praktis dalam surat Kolose.

Akhirnya, kita perlu berdoa dan berjaga-jaga. Kepada orang luar kita perlu hidup dengan berhikmat dan dengan kata-kata penuh kasih, dengan mengetahui bagaimana memberi jawab kepada setiap orang, dengan mengunakan waktu yang ada (Kolose. 4: 2-6).



Demikianlah Surat Kolose memberi dorongan kepada kita masing-masing untuk percaya Firman, hidup di dalam Kristus dan tidak ditipu atau diperdayakan oleh usaha kegelapan yang mau menyesatkan. Dalam surat Kolose, kita diajar dan dilatih untuk hidup sebagai anggota Tubuh Kristus, dengan Dia sendiri sebagai Kepalanya.

Jalan Kelahiran Baru: Kristen yang tidak berbuah

Jalan Kelahiran Baru: Kristen yang tidak berbuah: Alkitab menyatakan bahwa iman timbul dari pendengaran dan pendengaran oleh firman Kristus ( Roma. 10:17) . Jika benih Firman yang didenga...

Kristen yang tidak berbuah

Alkitab menyatakan bahwa iman timbul dari pendengaran dan pendengaran oleh firman Kristus (Roma. 10:17). Jika benih Firman yang didengar jatuh ke tanah yang subur maka ia akan berakar, bertumbuh, dan berbuah. Namun demikian banyak orang Kristen yang mendengarkan firman Tuhan, hidupnya tidak berbuah. Tidak sedikit orang Kristen yang mengaku dipenuhi Roh Kudus namun hidupnya menunjukkan buah yang sama sekali tidak sesuai dengan prinsip firman Tuhan. Tuhan Yesus berkata, “Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri?” Buah yang dihasilkan merupakan tanda dari pohonnya, demikian juga orang Kristen tercermin dari buahnya.
Lalu, mengapa ada orang Kristen yang tidak berbuah? Bagaimanakah agar kita dapat berbuah? Seperti apakah buah yang dihasilkan dalam diri orang Kristen? Bagaimanakah peranan Roh Kudus di dalamnya? Apa dan bagaimanakah yang dimaksud dengan buah Roh? Kemudian, apakah itu buah Injil? Semua pertanyaan penting ini dipaparkan dengan jelas dalam buku ini. 
Menghasilkan buah merupakan tanda bahwa suatu pohon itu hidup, bertumbuh, dan sudah matang. Selain itu, buah juga menyatakan jenis dari pohon tersebut. Buah yang kita hasilkan merupakan tanda kehidupan, pertumbuhan,kematangan, dan jenis. Ditambah lagi, buah seorang Kristen menunjukkan sampai di mana derajat hidup orang tersebut. Dalam buku ini, Pdt. Dr. Stephen Tong membagikan pengamatannya bahwa ternyata banyak orang Kristen hanya meniru orang Kristen lainnya yang lebih dewasa. Yang dilakukan oleh orang Kristen yang dewasa adalah sesuatu yang timbul secara alami, seperti air yang tumpah dari gelas yang diisi penuh. Sedangkan orang yang meniru adalah seperti gelas yang belum penuh tetapi bocor, akhirnya semua yang dilakukannya tidaklah dilakukan dengan sungguh hati namun karena paksaan (hal. 17).
Lalu, bagaimana agar kita bisa menghasilkan buah yang sejati, yang sesuai dengan firman Tuhan? Menarik sekali, salah satu prinsip yang diberikan oleh Penulis dalam buku ini adalah bahwa Tuhan membersihkan ranting-ranting yang berbuah supaya berbuah lebih banyak. Kadang Tuhan merusak gambaran yang kita idamkan, mengambil orang yang paling kita cintai, dan memberikan hal-hal yang paling sulit dalam hidup kita. Cara Tuhan sering kali berlawanan dengan logika dan pikiran manusia, tetapi justru cara Tuhan adalah cara yang terbaik (hal. 26). 
Di bagian lain dalam buku ini juga diberikan perbandingan yang sangat menarik antara buah kedagingan dan buah Roh (Galatia. 5:19-22). Tentang kemarahan, Pdt. Dr. Stephen Tong menunjukkan bahwa tidak semua kemarahan itu buruk. Kemarahan menjadi suatu hal yang buruk kalau ia menguasai pikiran dan kebenaran, tetapi kemarahan yang mempunyai dasar kebenaran adalah kemarahan yang suci dan betul-betul dipakai oleh Tuhan (hal. 58).
 Penulis menyimpulkan hal ini dengan sangat jelas, Kemarahan yang berlebihan merusak kemuliaan Tuhan. Kemarahan manusia bisa memuliakan Tuhan jika marah itu sesuai dengan kemarahan Allah.” (hal. 59)
Sering kali, orang yang bukan Kristen justru menunjukkan kebaikan yang lebih dibandingkan orang Kristen. Perasaan seperti itu timbul karena standar kebaikan orang secara mayoritas didasarkan kepada ‘apakah dia baik kepada saya atau tidak’ sehingga kita tidak dapat menilai kebaikan itu dengan baik. 
Penulis menyatakan, “Yang baik kepada kita, belum tentu orang baik; yang kurang baik kepada kita, belum tentu orang jahat.” (hal. 74) Pepatah Perancis mengatakan bahwa orang baik adalah orang egois yang mempunyai pikiran panjang.

Berbeda dengan kebaikan semua, kebaikan sejati adalah buah Roh Kudus: kebaikan yang tidak menghiraukan pamrih ataupun balasan, tetapi mengalir dari motivasi yang suci, yang rela mengorbankan diri sendiri untuk membangun orang lain. 

Saturday, September 27, 2014

Jalan Kelahiran Baru: 5 Potong Roti dan 2 Ekor Ikan

Jalan Kelahiran Baru: 5 Potong Roti dan 2 Ekor Ikan: MATIUS 14:17   Jawab mereka: "Yang ada pada kami di sini hanya lima roti dan dua ikan." 14:18 Yesus berkata: /"Bawalah ke ma...

Monday, September 22, 2014

Jalan Kelahiran Baru: Beda Emosi dan Marah

Jalan Kelahiran Baru: Beda Emosi dan Marah: Beda Emosi Dan Amarah Sekelumit Tentang Emosi“Kamu mah emosian sih”. Kata-kata itu sering diucapkan ketika seseorang sedang marah. Emosi se...

Jalan Kelahiran Baru: Pria V/s Wanita

Jalan Kelahiran Baru: Pria V/s Wanita: Kalau ditanya pada usia berapa kita ingin menikah, tentu sebagian besar akan menjawab di atas usia 20 tahun. Mungkin usia 21, 22, 25, ...

Jalan Kelahiran Baru: Yesus Kristus

Jalan Kelahiran Baru: Yesus Kristus: Orang Kristen menyatakan bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan yang menjelma menjadi manusia. Pengajaran ini sangat penting. Jika pengajaran ini ...

Saturday, September 20, 2014

Jalan Kelahiran Baru: Jangan Melihat Masa Lalu

Jalan Kelahiran Baru: Jangan Melihat Masa Lalu: Rincian untuk disembunyikan dari pacar baru Anda Setiap orang memiliki masa lalu. Beberapa ternyata sangat menyenangkan dan kita ingin dun...

Jalan Kelahiran Baru: "Mengapa Wanita Menangis"

Jalan Kelahiran Baru: "Mengapa Wanita Menangis": Adakalanya dalam sebuah hubungan kasih sering diwarnai dengan air mata dimana wanita lah yang seringkali menitikan air mata ketimbang san...

Jalan Kelahiran Baru: Yesus Kristus

Jalan Kelahiran Baru: Yesus Kristus: Orang Kristen menyatakan bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan yang menjelma menjadi manusia. Pengajaran ini sangat penting. Jika pengajaran ini ...

Wednesday, September 10, 2014

MEMBERI LEBIH BAIK DARI MENERIMA

MEMBERI LEBIH BAIK DARI MENERIMA
“Dalam segala sesuatu telah kuberikan contoh kepada kamu, bahwa dengan bekerja demikian kita harus membantu orang-orang yang lemah dan harus mengingat perkataan Tuhan Yesus, sebab Ia sendiri telah mengatakan: “Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima” (Kisah Para Rasul 20:35)
  
Syalom, teman-teman! Firman Tuhan  ini mengajarkan kita, agar lebih baik memberi daripada menerima. Itu artinya kita harus lebih sering memberikan bantuan kepada sesama daripada meminta bantuan dari orang lain. Hal ini jangan membuat kita salah mengerti bahwa kita tidak boleh menerima bantuan orang lain. Sebaliknya, alangkah lebih baik kalau kita lebih sering memberi daripada menerima.

Dalam kehidupan sehari-hari kita bisa belajar berbagi dengan teman kita dalam bentuk yang sederhana.  Misalnya : berbagi bekal makanan dengan teman ,Bisa juga meminjamkan alat tulis, atau yang lain yang bisa pakai untuk kebutuhan banyak orang terutama pelayanan TUHAN dan saling mendoakan, dan lain-lain.

Memberi memang lebih baik daripada menerima. Kebiasaan menolong orang lain ternyata bisa memperpanjang umur.

Sebuah penelitian selama 5 tahun oleh tim peneliti Universitas Buffalo di Amerika menunjukkan bahwa orang yang gemar membantu orang lain ternyata lebih sehat.
 
“Saya  menemukan bahwa ketika seseorang berhadapan dengan situasi stres, mereka yang sering membantu orang lain lebih rendah mengalami gangguan kesehatan,” jelas peneliti Michael J. Poulin, PhD, asisten profesor psikologi di Universitas Buffalo, dilansir di Dailymail 
 
Penelitian sebelumnya oleh Greater Good Science Center di California menegaskan bahwa efek kebiasaan menolong itu seperti drugs. Misalnya, bersedekah membuat bagian otak mengeluarkan hormon dopamin, yang memberikan efek bahagia. Yang pada akhirnya berpengaruh kualitas kesehatan dan memperpanjang umur.
 
Sifat dermawan juga membantu seseorang tiga kali lebih bahagia. Bahkan, sifat ini dapat mengurangi depresi dan menurunkan risiko bunuh diri pada remaja.
Jadi, berlatihlah untuk murah hati.

Hidup bisa sedemikian bahagia dalam keterbatasan jika dimaknai dengan keikhlasan berkorban untuk sesama. Hiduplah untuk memberi sebanyak-banyaknya, bukan untuk menerima sebanyak-banyaknya.

At one point in time, i realize that life is about WHAT YOU CAN GIVE, not what you can get  be a thankful person and your life will become more meaningful  peace

               
Ingat ya, teman-teman !  Saat kita memberi hal yang baik, kita pasti juga diberkati dengan hal-hal yang baik oleh Tuhan Belajar apapun, bersyukur, menerima, bersabar, ikhlas, belajar tentang kasih karunia dari TUHAN YESUS  dan pastinya belajar untuk menjadi lebih baik lagi..


Sanjeev Kumar Sharma